Laporan: Imam Prabowo
SALATIGA | BL – Sekitar 500 karyawan PT SCI yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) menggelar aksi unjuk rasa unik di depan Kantor DPRD Kota Salatiga, Rabu (11/12/2024). Berbeda dari aksi demonstrasi pada umumnya, kali ini mereka memilih menghibur diri dan orang lain melalui karaoke bersama. Lagu dangdut Sekti mengiringi mereka dalam menyampaikan tuntutan.
Tak hanya karaoke, poster-poster kreatif yang dibawa demonstran juga menjadi perhatian. Salah satu poster yang viral berbunyi, “Upah Murah, Pemicu Maraknya Open BO!!”. Poster ini menggambarkan sindiran tajam tentang dampak buruk dari kebijakan upah murah yang dinilai belum memadai untuk kehidupan layak.
“Poster ini sengaja kami buat untuk menggambarkan situasi nyata yang dihadapi sebagian besar pekerja di Salatiga. Kami ingin pesan ini sampai ke pemerintah dengan cara yang tidak membosankan,” ujar salah satu demonstran.
Aksi tersebut dilatarbelakangi keinginan para pekerja agar upah minimum kabupaten/kota (UMK) Salatiga dinaikkan. Ketua SPSI, Suyanto, menyatakan bahwa saat ini UMK belum memenuhi kebutuhan hidup layak bagi para pekerja.
“Kami meminta pemerintah meninjau ulang besaran UMK karena inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok terus meningkat. Kesejahteraan pekerja harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut dari aksi ini, Penjabat Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, menerima perwakilan demonstran di ruang kerjanya. Dalam dialog tersebut, Yasip mendengarkan aspirasi mereka dengan seksama.
Ia menjelaskan bahwa penetapan UMK Kota Salatiga didasarkan pada keputusan Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Tengah. “Tahun ini, UMK Salatiga mengalami kenaikan sebesar 6,5 persen, sesuai pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Namun, kami akan menyampaikan masukan ini ke tingkat provinsi untuk pertimbangan lebih lanjut,” ujar Yasip.
Yasip juga mengapresiasi cara damai dan kreatif yang digunakan para demonstran. “Kreativitas ini menunjukkan bahwa penyampaian aspirasi tidak harus dilakukan dengan cara yang keras. Saya sangat menghargai upaya ini,” tambahnya.
Aksi ini berhasil menarik perhatian publik dan media, bukan hanya karena tuntutan yang diajukan, tetapi juga karena pendekatan unik yang digunakan. Karaoke, lagu dangdut, dan poster satir menjadi kombinasi efektif untuk menyoroti pentingnya keadilan ekonomi bagi pekerja.
Dengan aksi yang damai namun penuh makna ini, para karyawan PT SCI membuktikan bahwa demonstrasi bisa menjadi wadah aspirasi yang menarik perhatian tanpa kehilangan esensi perjuangan. Demonstrasi di Salatiga ini menjadi contoh bagaimana humor dan seni bisa menjadi alat yang ampuh untuk memperjuangkan hak-hak pekerja. (*)