Grebeg Kutowinangun Kidul: Menapak Jejak Kyai Johar Manik di Jantung Salatiga

Imam Prabowo

- Editor

Minggu, 29 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SALATIGA | BESOKLAGI.COM – Semangat nguri-uri budaya lokal kembali menggema di Kota Salatiga dalam gelaran Grebeg Kutowinangun Kidul, Minggu (29/6/2025). Lebih dari sekadar perayaan budaya, acara ini menjadi bentuk penghormatan terhadap Kyai Johar Manik, tokoh pejuang lokal yang tercatat sebagai salah satu panglima perang kepercayaan Pangeran Diponegoro dalam perjuangan melawan penjajah Belanda.

Diselenggarakan di kawasan Balai Dukuh RW 6, Jl. Nanggulan, Kutowinangun Kidul, perhelatan ini disambut antusias oleh ratusan warga. Masyarakat tumpah ruah dalam acara yang dipenuhi nuansa tradisi dan sejarah. Suasana semakin semarak dengan hadirnya Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau yang lebih dikenal sebagai Gusti Moeng, putri dari Sri Susuhunan Pakubuwana XII dan KRAy. Pradapaningrum, yang datang mewakili Keraton Surakarta.

Kehadiran Gusti Moeng tidak hanya menjadi kehormatan tersendiri, tetapi juga memperkuat narasi historis tentang keterkaitan antara Salatiga dan Keraton Surakarta. Dalam sambutannya, Gusti Moeng mengungkapkan silsilah Kyai Johar Manik yang diyakini masih memiliki hubungan darah dengan Kasunanan Surakarta.

Baca Juga  Ketika Poster Bicara 'Open BO': Demo Salatiga Penuh Sindiran Menggelitik Tuntutan UMK di Salatiga

“Kyai Johar Manik mnika minangka salah satunggalipun yai ingkang biyantu perjuangan Pangeran Diponegoro. Lha Pangeran Diponegoro niku kiat amargi dibantu Sinuwun Pakubuwono kaping XI. Menawi hubungan kekerabatan, Ibu Pakubuwono XI mnika wayah saking HB II. Dados tasih misanan kalih Pangeran Diponegoro,” tutur Gusti Moeng menjelaskan koneksi genealogi yang erat antar tokoh sejarah Jawa tersebut.

Grebeg Kutowinangun Kidul dikemas dalam bentuk kirab budaya rakyat, yang menampilkan tari-tarian tradisional, reog, parade kostum etnik, dan kesenian lintas budaya Nusantara. Kemeriahan memuncak saat warga saling berebut gunungan berisi hasil bumi, jajanan pasar, serta aneka makanan tradisional yang telah dihias dengan apik.

Baca Juga  Pisah Sambut Wali Kota Salatiga: Suasana Haru Iringi Perpisahan Yasip Khasani

Wali Kota Salatiga Robby Hernawan, meski tidak dapat hadir secara langsung karena tengah mengikuti Pentas Duta Seni TMII 2025 di Jakarta, tetap menyapa warga melalui sambungan daring.

“Kami mohon maaf belum bisa hadir secara langsung, karena sedang menjalankan tugas di Jakarta. Namun saya sangat mengapresiasi semangat warga Salatiga dalam menjaga warisan budaya. Selamat mengikuti dan menyaksikan Grebeg Kutowinangun Kidul. Semoga acara ini membawa berkah dan inspirasi bagi kita semua,” ungkap Robby dalam pesannya.

Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Salatiga, BPH. Pramusinta, turut memberikan apresiasi atas penyelenggaraan acara ini. Ia menyebut, kegiatan ini bukan hanya penting untuk pelestarian budaya, tetapi juga memiliki potensi besar dalam membangkitkan sektor ekonomi masyarakat.

Baca Juga  Piyambakipun Sepuh Indonesia Ingkang Gadhah Mobil-Motor, Mlaku Tanpa BBM

“Kehadiran Gusti Moeng adalah sebuah kehormatan dan kehormatan ini sejalan dengan semangat warga Salatiga untuk menggali kembali sejarah perjuangan Kyai Johar Manik. Saya berharap acara ini memberi dampak nyata, tidak hanya dari sisi budaya, tapi juga ekonomi, sosial, dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Pramusinta.

Grebeg Kutowinangun Kidul dianggap sebagai bukti komitmen Pemerintah Kota Salatiga dalam memperkuat identitas budaya lokal serta membangun kebanggaan kolektif masyarakat terhadap akar sejarahnya. Tradisi ini dirancang bukan hanya sebagai acara seremonial, tetapi juga ruang edukasi dan refleksi terhadap nilai perjuangan, gotong royong, serta pelestarian warisan leluhur.

Acara ini juga membuka ruang kolaborasi antara warga, pelaku seni, sejarawan, hingga komunitas budaya lintas daerah untuk bersama-sama menjaga dan meneruskan warisan budaya sebagai pondasi kota yang tenteram, adil, dan sejahtera. (*)

Berita Terkait

Wali Kota Salatiga Sambut Hangat Profesor Arkeologi Dunia Bahas Kunjungan 35 Negara
Longsor Dini Hari di Kaliangkrik, Warga Terbangun oleh Suara Runtuhan Tanah
Salatiga Raih Dua Penghargaan Nasional Pembangunan Berkelanjutan, Wali Kota: Bukti Sinergi Semua Pihak
Kapolres Salatiga Jadi Irup di SMPN 1 Salatiga, Ajak Pelajar Jadi Generasi Disiplin dan Anti Narkoba
Parkir Sebentar, Avanza Milik Warga Boyolali Hangus Terbakar di Tingkir Salatiga
Yayasan Jallu Nusantara Indonesia Kukuhkan 28 Pengurus Baru, Siap Perluas Akses Keadilan Hukum
Dari Saung Kelir, Sabar Subadri Tanamkan Kreativitas Sejak Dini Lewat Lukisan
Polemik Rumah Makan Sultan Agung 79 Semarang: Wali Kota Angkat Bicara, Proyek Kini di Ujung Mediasi

Berita Terkait

Selasa, 14 Oktober 2025 - 00:48

Wali Kota Salatiga Sambut Hangat Profesor Arkeologi Dunia Bahas Kunjungan 35 Negara

Senin, 13 Oktober 2025 - 14:25

Longsor Dini Hari di Kaliangkrik, Warga Terbangun oleh Suara Runtuhan Tanah

Senin, 13 Oktober 2025 - 07:49

Salatiga Raih Dua Penghargaan Nasional Pembangunan Berkelanjutan, Wali Kota: Bukti Sinergi Semua Pihak

Senin, 13 Oktober 2025 - 06:58

Kapolres Salatiga Jadi Irup di SMPN 1 Salatiga, Ajak Pelajar Jadi Generasi Disiplin dan Anti Narkoba

Jumat, 10 Oktober 2025 - 11:15

Parkir Sebentar, Avanza Milik Warga Boyolali Hangus Terbakar di Tingkir Salatiga

Rabu, 8 Oktober 2025 - 12:58

Dari Saung Kelir, Sabar Subadri Tanamkan Kreativitas Sejak Dini Lewat Lukisan

Senin, 6 Oktober 2025 - 10:28

Polemik Rumah Makan Sultan Agung 79 Semarang: Wali Kota Angkat Bicara, Proyek Kini di Ujung Mediasi

Senin, 6 Oktober 2025 - 08:29

192 Siswa SMPN 8 Salatiga Sakit Diduga Usai Santap Menu MBG Setelah Acara Perkemahan

Berita Terbaru