SALATIGA | BESOKLAGI.COM – Wakil Wali Kota Salatiga, Nina Agustin, secara resmi membuka kegiatan Salatiga Job Fair 2025 yang digelar di Auditorium UIN Salatiga pada Selasa (27/5/2025). Acara yang berlangsung selama dua hari ini merupakan inisiasi dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kota Salatiga sebagai langkah konkret dalam mendorong penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Dalam sambutannya, Nina menekankan pentingnya kewaspadaan para pencari kerja terhadap penipuan berkedok lowongan kerja. Ia mengimbau agar masyarakat tidak mudah tergoda oleh janji manis berupa gaji tinggi maupun proses rekrutmen yang tidak sesuai prosedur.
“Kepada pencari kerja, manfaatkan fasilitas mencari pekerjaan yang aman dan terpercaya seperti ini (Job Fair) dengan sebaik-baiknya. Jangan mudah tergoda iming-iming gaji tinggi dan proses perekrutan yang tidak semestinya,” tegas Nina.
Nina menyoroti kondisi ketenagakerjaan yang semakin kompleks akibat dinamika global, perkembangan teknologi, dan ketidakpastian ekonomi. Ia menyebutkan, beberapa waktu lalu, sejumlah sektor mengalami gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang cukup masif dan menimbulkan tantangan sosial tersendiri.
Sebagai respons, Pemkot Salatiga telah menjalankan sejumlah program strategis seperti pelatihan kerja, pelatihan kewirausahaan, pembinaan UMKM, pemberian bantuan wirausaha, serta peningkatan iklim investasi. Salah satu langkah nyata adalah penyelenggaraan Job Fair, yang mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan secara langsung.
“Job Fair ini adalah bentuk kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam membangun fondasi ekonomi yang kuat dan inklusif,” lanjutnya.
Kepala Disperinaker Salatiga, Susanto Adi Wibowo, menjelaskan bahwa tujuan utama Job Fair 2025 adalah untuk menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesempatan kerja. Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Salatiga terus mengalami penurunan sejak 2020. Pada tahun 2024, TPT tercatat sebesar 5,58 persen atau sekitar 4.354 orang, dengan mayoritas pengangguran merupakan lulusan pendidikan menengah.
Job Fair kali ini diikuti oleh 62 perusahaan lokal dan nasional, dengan total lebih dari 3.000 lowongan kerja yang ditawarkan. Hingga sebelum seremoni pembukaan dimulai, sudah ada 3.864 pencari kerja yang mendaftar, dan jumlah itu diperkirakan akan tembus 5.000 pelamar hingga hari kedua penyelenggaraan.
“Ini jumlah perusahaan terbanyak sepanjang sejarah Job Fair Salatiga,” ungkap Susanto.
Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit, turut hadir dan menyoroti pentingnya pemahaman kondisi ekonomi lokal secara realistis. Ia mengungkapkan bahwa pada 2020 terdapat paradoks antara tingginya indeks kebahagiaan warga dan tingginya angka pengangguran. Namun, kini kondisi tersebut telah menunjukkan perbaikan signifikan.
Dance juga mencatat bahwa sekitar 50% peserta Job Fair berasal dari sektor industri, yang berkontribusi hingga 30% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Salatiga—angka yang jauh lebih tinggi dibanding sektor perdagangan (12%) dan kuliner (7–8%).
“Gastronomi yang kita bangga-banggakan itu hanya menyumbang 7% ke PDRB. Ini menjadi catatan penting dalam menyusun RPJMD yang sesuai dengan potret ekonomi riil kota,” tegasnya.
Salatiga Job Fair 2025 tak hanya menjadi momentum penting bagi para pencari kerja, tapi juga menjadi cerminan semangat kolaboratif dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul dan menghadirkan solusi ketenagakerjaan yang nyata di tingkat lokal. (*)