Laporan: Imam Prabowo
SALATIGA | BL – Untuk menciptakan warga binaan yang religius, taat beragama, dan berkarakter, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salatiga secara konsisten mengadakan program pembinaan kerohanian. Program ini melibatkan berbagai kegiatan keagamaan sesuai keyakinan masing-masing warga binaan, seperti belajar baca tulis Al-Qur’an, kajian agama, salat berjamaah bagi Muslim, serta ibadah di gereja bagi warga binaan Kristiani.
Kepala Rutan Salatiga, Redy Agian, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki mental dan spiritual para warga binaan, sehingga mereka dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
“Dengan adanya berbagai macam pembinaan kepribadian kerohanian ini, diharapkan para warga binaan dapat menjadi pribadi yang religius dan lebih baik secara mental dan spiritual,” kata Redy pada Selasa (14/01/25).
Redy menambahkan bahwa program ini juga dirancang untuk memperkuat karakter berbasis agama yang dapat menjadi solusi dalam meminimalisir potensi pengulangan tindak pidana.
“Kegiatan ini tidak hanya memperkuat aspek spiritual warga binaan, tetapi juga berperan penting dalam membentuk karakter dan perilaku mereka. Hal ini menjadi langkah strategis dalam membantu proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial saat mereka kembali ke masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Sub Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Salatiga, Ruwiyanto, menjelaskan bahwa program ini memberikan dampak positif dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan warga binaan, yang nantinya dapat menjadi modal untuk hidup lebih baik setelah bebas.
“Seluruh warga binaan kami wajibkan mengikuti program pembinaan kerohanian sesuai agamanya. Dengan bekal ini, mereka diharapkan menjadi individu yang taat beribadah dan memiliki resolusi diri yang kuat,” ujar Ruwiyanto.
Pelatihan Keterampilan dan Ketahanan Pangan
Selain pembinaan kerohanian, Rutan Salatiga juga menyelenggarakan pelatihan keterampilan kerja yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal tambahan kepada warga binaan agar siap menghadapi dunia kerja setelah keluar dari rutan.
Dalam mendukung program ketahanan pangan, yang merupakan bagian dari implementasi Asta Cita Presiden Prabowo dan Menteri Imigrasi Pemasyarakatan, Rutan Salatiga memanfaatkan lahan luar branggang untuk bercocok tanam.
“Kami mengembangkan program pertanian dengan menanam berbagai komoditas seperti bayam, terong, dan cabai. Hasilnya nanti akan dibagikan kepada warga binaan yang kurang mampu maupun masyarakat sekitar,” jelas Redy.
Program ini tidak hanya mendukung kebutuhan internal rutan, tetapi juga menjadi langkah nyata kontribusi sosial kepada masyarakat sekitar, sekaligus membentuk warga binaan yang mandiri dan berdaya guna.
Dengan berbagai program yang digulirkan, Rutan Salatiga menunjukkan komitmennya dalam membentuk pribadi religius dan berkarakter kuat, sehingga warga binaan mampu menjalani hidup yang lebih baik dan bermakna pasca pembebasan. (*)