Jogja Joged 2025 Sajivancala: 500 Penari Bersatu, Gunungkidul Bergetar dalam Spirit Solidaritas

Imam Prabowo

- Editor

Kamis, 1 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

YOGYAKARTA | SUARAGLOBAL.COM — Malam yang sarat makna tercipta di Taman Budaya Gunungkidul (TBG), Selasa (29/04/2025), saat ratusan penari dari berbagai kalangan dan usia memukau penonton dalam pentas spektakuler Jogja Joged (Joged) 2025. Tidak kurang dari 500 seniman dan seniwati lintas generasi dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sejumlah negara sahabat ambil bagian dalam perhelatan seni yang digelar untuk memperingati Hari Tari Dunia 2025.

 

Acara persembahan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY ini tidak hanya menampilkan suguhan tari yang memanjakan mata, tetapi juga menjadi panggung solidaritas, kreativitas, dan pelestarian budaya. Selama dua hari, mulai Senin (28/04) hingga Selasa (29/04), pentas Jogja Joged 2025 menghidupkan denyut nadi seni DIY melalui tema “Sajivancala”, sebuah representasi pergerakan kolektif yang berlandaskan spirit visioner.

Baca Juga  Menegangkan! Terjebak Semalaman di Rawa Pening, Warga Kesongo Lor Berhasil Dievakuasi, Ini Penjelasannya

Sajivancala, yang diambil dari bahasa Kawi dan Sanskerta — Sajiva/Sajeeva (bersatu atau bersama dalam kehidupan) dan Ancala (sapaan untuk gunung) — menggambarkan persatuan, loyalitas, dan semangat yang kokoh bak gunung. Tema ini menjadi benang merah seluruh rangkaian pertunjukan yang tak hanya menghibur, tetapi juga menyentuh batin penonton.

Acara ini dihadiri para pejabat penting, antara lain Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul Chairul Agus Mantara, serta sejumlah tamu undangan lainnya. Kehadiran mereka semakin menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam menjaga dan merawat seni budaya.

Dalam sambutannya, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menegaskan bahwa DIY dikenal sebagai daerah kaya budaya yang adiluhung, salah satunya seni tari. “Seni tari ini harus tetap dilestarikan. Jogja Joged 2025 adalah contoh nyata bagaimana kita merawat warisan ini. Dalam kesempatan ini, kami juga menampilkan Tari Tayub masal yang melibatkan pelajar SMA, sebagai ikon khas Gunungkidul,” ungkapnya.

Baca Juga  Mutasi Pejabat Pemkot Salatiga: Wali Kota Robby Hernawan Tegaskan Transparansi dan Profesionalisme

Tari Tayub yang dibawakan dengan gerakan luwes oleh para siswa SMA menjadi salah satu pertunjukan yang paling menyedot perhatian penonton. Tidak hanya memukau dengan keindahan gerakan, Tari Tayub juga membawa pesan kuat tentang regenerasi pelaku seni tradisional di Gunungkidul.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, dalam pernyataannya menambahkan bahwa Jogja Joged merupakan wadah penting untuk menyuarakan solidaritas dan kreativitas insan seni se-DIY. “Jogja Joged adalah gelar karya sekaligus simbol solidaritas kita. Ini adalah bagian dari nguri-uri kabudayan, menjaga seni tari tetap hidup, relevan, dan mengakar di tengah masyarakat,” katanya.

Baca Juga  PPPK dan CPNS Resmi Dilantik, Robby Tekankan Spirit Pengabdian untuk Salatiga

Jogja Joged 2025 tidak hanya menjadi pentas seni biasa, tetapi juga membuktikan bahwa seni mampu mempersatukan lintas usia, profesi, dan bahkan bangsa. Panggung TBG malam itu bukan hanya saksi, tapi juga panggung sejarah, ketika 500 seniman bergerak bersama, menciptakan harmoni dalam keberagaman.

Acara ini pun mendapat sambutan hangat dari masyarakat yang memenuhi TBG. Riuh tepuk tangan, sorak kagum, dan kekaguman yang tercermin dari wajah-wajah penonton menjadi bukti bahwa seni tari masih memiliki tempat spesial di hati masyarakat.

Jogja Joged 2025 adalah pengingat bagi kita semua bahwa seni bukan sekadar hiburan, tetapi bahasa universal yang menyatukan manusia, melampaui sekat usia dan latar belakang. (Aris)

Berita Terkait

Retno Robby Hernawan Dikukuhkan Jadi Bunda PAUD dan Literasi Salatiga: Tonggak Baru Menuju Generasi Emas dari Pinggiran
Tornado FC Mantapkan Langkah di Liga 2, Stefan Keeltjes Diangkat Jadi Pelatih Kepala
Kemegahan Dusun Semilir Ternyata Belum Didukung Izin Lengkap, Bangunan Vila Berdiri di Zona Agrowisata
Tari Mengharumkan Nama Kota: Salatiga Tampil Memukau di MUNAS APEKSI, Wali Kota Robby Hernawan Beri Apresiasi Khusus
Polemik Usia Kendaraan, Wali Kota Robby Hadiri FGD Angkot Salatiga
Teror di Jalan Sepi: Perempuan Muda Ditusuk Pria Misterius Saat Antar Teman di Salatiga
Maju Bersama Data: Salatiga Kukuhkan Sidorejo Kidul Sebagai Kelurahan Cantik
Rokok Ilegal Musuh Bersama: Edukasi Dibalut Budaya di Jantung Kota Salatiga

Berita Terkait

Sabtu, 24 Mei 2025 - 08:06

Retno Robby Hernawan Dikukuhkan Jadi Bunda PAUD dan Literasi Salatiga: Tonggak Baru Menuju Generasi Emas dari Pinggiran

Kamis, 22 Mei 2025 - 21:54

Tornado FC Mantapkan Langkah di Liga 2, Stefan Keeltjes Diangkat Jadi Pelatih Kepala

Selasa, 20 Mei 2025 - 22:20

Kemegahan Dusun Semilir Ternyata Belum Didukung Izin Lengkap, Bangunan Vila Berdiri di Zona Agrowisata

Kamis, 15 Mei 2025 - 16:24

Polemik Usia Kendaraan, Wali Kota Robby Hadiri FGD Angkot Salatiga

Kamis, 15 Mei 2025 - 14:36

Teror di Jalan Sepi: Perempuan Muda Ditusuk Pria Misterius Saat Antar Teman di Salatiga

Rabu, 14 Mei 2025 - 11:25

Maju Bersama Data: Salatiga Kukuhkan Sidorejo Kidul Sebagai Kelurahan Cantik

Rabu, 14 Mei 2025 - 11:17

Rokok Ilegal Musuh Bersama: Edukasi Dibalut Budaya di Jantung Kota Salatiga

Rabu, 14 Mei 2025 - 10:56

Bermotif Malu, Berujung Jeruji: Polisi Berhasil Ungkap Kasus Jasad Bayi Dibuang di Tengaran

Berita Terbaru