Laporan: Imam Prabowo
SALATIGA | BL – Suhu politik di Kota Salatiga semakin meningkat menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Puncaknya, dua debat publik akan digelar pada 29 Oktober dan 19 November 2024, yang diprediksi menjadi ajang penting bagi pasangan calon untuk memperkenalkan visi, misi, dan program-program unggulan mereka kepada masyarakat Salatiga.
Debat ini akan menjadi momen krusial bagi para calon untuk menunjukkan kesiapan mereka dalam memimpin kota. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Salatiga telah menyiapkan tiga tema besar yang akan menjadi topik perdebatan. Tema pertama menyentuh aspek-aspek pendidikan, kebudayaan, dan olahraga, yang bertujuan untuk mengukur bagaimana calon mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mempromosikan kekayaan budaya serta olahraga di kota ini.
Pendidikan selalu menjadi isu strategis bagi Salatiga, yang dikenal sebagai kota pendidikan. Oleh karena itu, masyarakat akan mengharapkan solusi konkret untuk meningkatkan mutu pendidikan serta memajukan sektor kebudayaan dan olahraga, yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.
Tema kedua yang akan dibahas adalah isu kesehatan, perempuan, dan anak. Ini menjadi topik penting di tengah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan kelompok rentan di kota ini, terutama dalam hal akses kesehatan dan perlindungan sosial. Bagaimana para calon merespons tantangan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan mendukung pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak akan menjadi sorotan utama dalam debat ini.
Tema terakhir berfokus pada hukum, tata kelola pemerintahan, dan reformasi birokrasi. Tema ini akan menguji bagaimana calon-calon Pilkada dapat memastikan tata kelola yang bersih, transparan, dan akuntabel di bawah kepemimpinan mereka. Reformasi birokrasi juga menjadi kebutuhan mendesak untuk memperbaiki pelayanan publik dan meningkatkan efisiensi pemerintahan.
Wahyu Utomo, komisioner KPU Salatiga, menjelaskan bahwa format debat publik akan menggunakan metode kandidat-moderator. “Moderator akan menjadi pengarah dalam jalannya debat, memastikan alurnya tetap terstruktur, dan memberikan kesempatan yang adil bagi setiap pasangan calon untuk memaparkan visi mereka,” ujar Wahyu dalam keterangannya.
Durasi debat diperkirakan mencapai 180 menit, dengan 150 menit difokuskan pada segmen debat langsung antar calon, dan sisanya untuk jeda iklan. Debat ini akan terbagi menjadi enam segmen. Segmen pembuka akan digunakan untuk pembacaan tata tertib dan penyampaian visi serta misi dari setiap pasangan calon.
Segmen kedua dan ketiga diproyeksikan untuk diskusi mendalam mengenai visi, misi, dan program-program unggulan yang ditawarkan oleh para calon. Di sinilah masyarakat dapat melihat lebih jelas bagaimana calon pemimpin mereka akan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi Salatiga.
Segmen keempat dan kelima akan menjadi sesi tanya jawab dan sanggahan antar calon. Bagian ini diprediksi menjadi yang paling sengit, di mana para calon akan berhadapan langsung, saling melempar pertanyaan kritis, dan memberi tanggapan. Masyarakat dipastikan akan menyimak dengan seksama bagaimana para calon merespons serangan dan pertanyaan dari lawan mereka.
Debat akan diakhiri dengan segmen penutup, di mana setiap pasangan calon akan diberikan waktu untuk menyampaikan pernyataan akhir mereka. Segmen ini menjadi kesempatan penting bagi calon untuk meninggalkan kesan mendalam di benak pemilih, sekaligus memperkuat pesan utama kampanye mereka.
Debat publik ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kemampuan, tetapi juga menjadi titik balik penting bagi masyarakat Salatiga dalam menentukan siapa pemimpin yang paling layak memegang kendali kota. Pemilih tentu mengharapkan calon yang mampu memberikan solusi inovatif dan keberanian dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di masa depan. (*)