Laporan: Imam Prabowo
SALATIGA | BL – Aksi tawuran antarpelajar di Kota Salatiga yang terjadi pada Jumat (7/2/2025) sore sekitar pukul 14.30 WIB akhirnya terungkap setelah rekaman CCTV menunjukkan keterlibatan sejumlah siswa. Polres Salatiga bertindak cepat dengan mengamankan 23 pelajar yang diduga terlibat dalam insiden tersebut.
Sebagai langkah preventif, polisi menghadirkan para siswa ke Mapolres Salatiga pada Senin (10/2/2025) untuk diberikan pembinaan langsung. Dalam pembinaan ini, pihak kepolisian turut melibatkan orang tua serta perwakilan sekolah agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Kasat Reskrim Polres Salatiga, AKP M. Arifin Suryani, mengonfirmasi bahwa identifikasi terhadap para pelaku dilakukan berdasarkan rekaman CCTV dan keterangan para saksi.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan orang tua para siswa. Sebanyak 23 siswa telah kami amankan untuk diberikan pembinaan agar kejadian ini tidak terulang kembali,” ungkapnya kepada Besoklagi.com.
Lebih lanjut, AKP M. Arifin menambahkan bahwa pihaknya tengah mendalami laporan dari sekolah yang merasa dirugikan akibat insiden ini. Jika ditemukan bukti yang cukup, maka langkah hukum akan diberlakukan sesuai prosedur yang berlaku. Namun, ia menegaskan bahwa penyelesaian kasus ini tetap mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk faktor usia para pelaku.
Kronologi Tawuran: Bermula dari Pertemuan di Jalan
Dari hasil klarifikasi awal, para pelajar mengaku awalnya hanya berjalan pulang sekolah seperti biasa tanpa niat melakukan tawuran. Namun, di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan dua siswa dari sekolah lain yang tengah berboncengan sepeda motor.
Diduga karena adanya rivalitas antarsekolah, beberapa pelajar langsung bertindak agresif, merasa bahwa mereka telah diprovokasi terlebih dahulu. Situasi semakin memanas ketika salah satu di antara mereka mencabut gesper dan menggunakannya untuk menyerang lawannya.
“Ada aksi saling tantang, hingga akhirnya seorang pelajar mencabut gesper dan menyabetkannya. Untungnya, tidak ada korban luka serius,” jelas AKP M. Arifin.
Polisi memastikan bahwa meskipun insiden ini menimbulkan ketegangan, tidak ada korban luka berat. Hanya satu siswa yang mengalami memar di leher akibat terkena sabetan gesper.
Penyelidikan Berlanjut: Polisi Dalami Motif Tawuran
Hingga saat ini, Polres Salatiga masih mendalami motif utama di balik tawuran tersebut, termasuk kemungkinan adanya provokasi sebelumnya. Meskipun tidak ditemukan senjata tajam (sajam) di lokasi kejadian, polisi tetap berkomitmen untuk mengusut tuntas sumber konflik agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami masih mengumpulkan informasi terkait pemicu utama tawuran ini. Dari 23 siswa yang diamankan, sebagian besar hanya berada di lokasi tanpa terlibat langsung dalam aksi kekerasan,” tambah AKP M. Arifin.
Sebagai langkah pencegahan, Polres Salatiga akan terus berkoordinasi dengan sekolah-sekolah terkait guna meningkatkan pengawasan terhadap siswa. Selain itu, kepolisian juga mengimbau para orang tua untuk lebih aktif dalam mengawasi pergaulan anak-anak mereka agar tidak terjerumus dalam aksi kekerasan yang merugikan masa depan mereka sendiri. (*)