Laporan: Imam Prabowo
SALATIGA | BL – Di balik jeruji besi Rutan Salatiga, semangat religius menggema menjelang bulan suci Ramadan. Grup hadrah Al Hijrah, yang beranggotakan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), terus mengasah keterampilan memainkan rebana dalam rangka persiapan menyambut bulan penuh berkah.
Dengan penuh kekhusyukan, sebelas santri WBP binaan Ustadz Nahrawi melantunkan shalawat yang menggema hingga ke sudut-sudut rutan. Iringan rebana yang dimainkan dengan penuh penghayatan menciptakan suasana spiritual yang menenangkan, menghadirkan kedamaian di tempat yang sering disebut sebagai penjara.
Kepala Rutan Salatiga, Redy Agian, menyampaikan bahwa keberadaan grup hadrah ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana pembinaan positif bagi para santri WBP. Dengan adanya fasilitas alat hadrah, mereka dapat memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang lebih bermakna dan sekaligus mendekatkan diri kepada Tuhan.
“Dengan hadirnya grup Al Hijrah ini, para santri WBP mendapatkan wadah untuk meningkatkan keagamaan mereka. Selain itu, ini juga menjadi sarana dakwah dan pengembangan potensi seni religi yang bisa bermanfaat saat mereka kembali ke masyarakat,” ujarnya, Sabtu (01/02/25).
Redy menambahkan bahwa grup hadrah Al Hijrah rutin tampil dalam berbagai acara peringatan hari besar keagamaan. Bahkan, dalam waktu dekat, grup ini akan berpartisipasi dalam pengajian akbar yang melibatkan seluruh warga binaan sebagai bagian dari persiapan menyambut Ramadan.
“Minggu depan kami akan mengadakan pengajian akbar bersama, dan salah satu pengisi acaranya adalah grup Al Hijrah. Mereka akan membawakan shalawat yang diharapkan bisa meningkatkan suasana religius di dalam rutan. Apalagi menjelang Ramadan, kami ingin mengisi waktu para WBP dengan kegiatan ibadah yang lebih bermakna,” jelasnya.
Bagi Dolly, salah satu santri WBP yang sedang menjalani hukuman akibat kasus narkoba, bergabung dengan grup hadrah Al Hijrah menjadi pengalaman yang berharga. Ia mengaku tidak pernah menyangka bahwa di dalam rutan justru mendapatkan pembinaan yang sangat bermanfaat, termasuk dalam bidang seni religi.
“Saya awalnya kaget, ternyata di sini ada banyak pembinaan. Bergabung dengan Al Hijrah tidak hanya mengajarkan saya cara memainkan rebana, tetapi juga membantu saya lebih mendekatkan diri kepada Allah. Ini sangat berarti bagi saya,” ungkapnya.
Dolly yang sebelumnya lebih terbiasa bermain gitar mengaku bahwa alat hadrah seperti rebana baru pertama kali ia pelajari di Rutan Salatiga.
“Dulu saya suka musik, tapi tidak pernah memainkan alat seperti ini. Di sini saya belajar dari nol. Saya berharap ilmu yang saya dapatkan bisa bermanfaat, baik untuk saya pribadi maupun teman-teman setelah kami bebas nanti,” pungkasnya.
Dengan beragam program pembinaan yang disediakan, Rutan Salatiga terus berupaya memberikan perubahan positif bagi para warganya. Melalui lantunan shalawat dan dentingan rebana, grup hadrah Al Hijrah tidak hanya menjadi simbol kebangkitan spiritual para WBP, tetapi juga bukti bahwa di balik jeruji, mereka tetap memiliki kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri. (*)