Laporan: Imam Prabowo
SALATIGA | BL – Dalam upaya memperkuat komunikasi dan membangun lingkungan pemasyarakatan yang lebih harmonis, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salatiga menggelar Sarasehan ‘Sapa Ceria’, Jumat (31/01/2025). Acara ini diikuti oleh seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan dipimpin langsung oleh Kepala Rutan Salatiga, Redy Agian.
Sarasehan ini menjadi momen bagi Redy Agian untuk menyapa dan berdialog langsung dengan warga binaan, sekaligus menyampaikan pesan moral dan motivasi untuk menjalani masa pembinaan dengan lebih baik.
“Melalui program ini, kami ingin menciptakan komunikasi yang lebih terbuka, membangun kebersamaan, serta memberikan motivasi bagi warga binaan agar tetap semangat menjalani proses pembinaan,” ujar Redy.
Merenungi Masa Lalu, Menatap Masa Depan
Dalam arahannya, Redy Agian menekankan pentingnya introspeksi diri selama menjalani masa pembinaan. Ia mengajak warga binaan untuk menjadikan masa tahanan sebagai waktu untuk merenungi perjalanan hidup, mengambil pelajaran dari kesalahan, dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
“Jangan lagi mengungkit apa yang sudah terjadi. Jadikan semua sebagai pembelajaran. Manfaatkan waktu ini untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, perbanyak ibadah sesuai keyakinan masing-masing, baik Islam, Kristen, Katolik, maupun agama lainnya. Mohon ampun dan perbaiki diri agar saat bebas nanti bisa menjadi pribadi yang lebih baik,” pesannya.
Sebagai pemimpin yang telah menahkodai Rutan Salatiga selama 1 tahun 3 bulan, Redy Agian menegaskan bahwa berbagai inovasi telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kesejahteraan warga binaan.
“Kami telah melakukan banyak perubahan yang berimplikasi positif bagi warga binaan. Dari penyediaan dapur sehat, layanan air bersih, program pembinaan keterampilan, hingga berbagai layanan pembinaan lainnya yang bermanfaat bagi WBP dan keluarganya,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh fasilitas yang diberikan di Rutan Salatiga bertujuan untuk membantu warga binaan mempersiapkan kehidupan setelah bebas, sehingga mereka bisa kembali ke masyarakat dengan bekal yang lebih baik.
“Sebagai orang tua kalian di sini, saya berharap semua yang telah diberikan bisa menjadi bekal saat bebas nanti. Jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama dan kembali melakukan perbuatan yang melanggar hukum,” tambahnya.
Peringatan Tegas: Tidak Ada Ruang untuk Pelanggaran
Dalam kesempatan ini, Redy Agian juga mengingatkan kepada seluruh warga binaan dan petugas bahwa tidak ada toleransi terhadap pelanggaran di dalam Rutan.
“Kami terus meningkatkan kualitas layanan dan pembinaan. Semua layanan di sini gratis, tidak ada pungutan dalam bentuk apa pun. Jangan sampai ada yang melanggar aturan, terutama terkait handphone, narkoba, dan pungli. Jika ada yang melanggar, sanksi tegas akan diberikan, baik kepada warga binaan maupun petugas,” tegasnya.
Komitmen 2025: Menuju Pelayanan Prima dan Zona Integritas
Mengawali tahun 2025, Rutan Salatiga semakin berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan bagi warga binaan dan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan komitmen bersama Pakta Integritas serta pembangunan Zona Integritas guna memastikan kinerja yang lebih transparan dan akuntabel.
Selain itu, Rutan Salatiga juga mendukung penuh kebijakan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto, dalam mewujudkan sistem pemasyarakatan yang lebih baik dan berorientasi pada rehabilitasi serta reintegrasi sosial.
Dengan berbagai program dan inovasi yang terus dikembangkan, Rutan Salatiga berharap warga binaan dapat menjalani masa pembinaan dengan baik dan memiliki kesempatan kedua untuk menjalani kehidupan yang lebih baik setelah bebas. (*)