Laporan: Imam Prabowo
SALATIGA | BL – Sekitar 500 karyawan PT SCI yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kota Salatiga pada Rabu (11/12/2024) pagi. Aksi ini diwarnai dengan suasana unik, lantaran para peserta menyanyikan lagu dangdut populer Sekti, menciptakan nuansa berbeda di tengah tuntutan serius untuk kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK) tahun 2025.
Ahmad Lufi, Bidang Organisasi dan Pendidikan SPSI, menyampaikan bahwa para buruh meminta kenaikan UMK sebesar 10 persen dari ketetapan sebelumnya. “Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, kami siap mengerahkan massa yang lebih besar dalam aksi lanjutan. Namun, semua akan tetap dilakukan secara damai dengan menjaga hubungan baik antara buruh, perusahaan, dan pemerintah Kota Salatiga,” tegas Ahmad.
Ahmad juga menjelaskan bahwa kenaikan sebesar 6,5 persen yang ditetapkan sebelumnya belum cukup untuk mengurangi kesenjangan UMK antara Kota Salatiga dengan kabupaten sekitarnya. “Tambahan kenaikan menjadi 10 persen akan membantu mendekatkan selisih tersebut, sehingga para buruh bisa merasakan kesejahteraan yang lebih adil,” tambahnya.
Di sisi lain, Ahmad mengapresiasi dukungan dari pihak perusahaan yang memberikan izin bagi para karyawan untuk mengikuti aksi tersebut. “Perusahaan bahkan mendoakan kelancaran aksi ini. Jika pemerintah memberikan respons positif, kami percaya perusahaan juga akan mengikuti kebijakan yang ditetapkan,” ujarnya.
Untuk memastikan keamanan, Polres Salatiga mengerahkan 275 personel dalam aksi ini. Plh Kasi Humas Polres Salatiga, IPDA Sutopo, memastikan bahwa aksi berjalan dengan aman, tertib, dan damai. “Kehadiran aparat tidak hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga memastikan jalannya aksi berlangsung sesuai prosedur,” jelas Sutopo.
Aksi yang berlangsung hingga siang hari ini menunjukkan semangat buruh dalam memperjuangkan hak mereka, namun tetap dengan cara yang damai dan kreatif. Iringan lagu dangdut yang menggema di depan gedung DPRD menjadi simbol persatuan sekaligus mencairkan ketegangan dalam suasana aksi.
Dengan tuntutan yang telah disampaikan, para buruh berharap pemerintah segera memberikan keputusan yang berpihak kepada mereka sebelum akhir tahun. “Kami ingin ini menjadi momentum perubahan bagi kesejahteraan buruh di Salatiga,” pungkas Ahmad. (*)