Prospek Kemitraan India-Indonesia: Antara Ayurveda dan Jamu

- Editor

Rabu, 15 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, 15 Januari 2025 – Kerjasama antara India dengan Indonesia memasuki paradigma baru dalam bidang pengelolaan sumber daya hayati, pertanian inovatif dan energi terbarukan dengan unsur dari sektor-sektor tradisional. Sebelumnya, beberapa produsen rumput laut menghadapi tantangan regulasi di India agar lebih mudah beroperasi di Indonesia dengan memberikan solusi praktis dan peluang untuk berkolaborasi. Namun, pada Desember 2024 lalu, terdapat kerja sama baru dalam bentuk produk obat tradisional yang mudah didapat dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh, yakni ayurveda dan jamu.

Seperti diketahui, Ayurveda telah lama dikenal akan manfaat terapeutiknya dan populer secara global sebagai pengobatan alternatif yang terstruktur beserta dukungan dari ilmu pengetahuan. Lebih dari 70% dari 1,3 miliar penduduk India menggunakan sistem perawatan kesehatan tradisional atau non-alopati. Ayurveda mencakup pengobatan herbal, pedoman diet, rekomendasi gaya hidup, dan pendekatan kesehatan holistik. Sementara itu, jamu merupakan tradisi pembuatan obat tradisional yang sudah mengakar secara turun temurun dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan yang lebih bervariasi di Indonesia. Pemberian solusi kesehatannya memang lebih cepat, alami dan murah, namun keahlian dalam menerapkan praktik tradisional dan jumlah orang yang menjadi peracik sekaligus penjual jamu semakin berkurang imbas dari urbanisasi yang disertai penawaran kerja dengan gaji tinggi.

Baca Juga  Hadiri National Cadet Corps Republic Day Camp, Enam Taruna Unhan Tiba di India

Untuk menjawab tantangan ini, muncullah lembaga baru dalam hubungan bilateral India-Indonesia dalam pengembangan obat tradisional yang bernama Indonesia-India Bioresource Consortium (IIBC) yang dibentuk di Bandung di bawah naungan Universitas Padjadjaran (UNPAD). Para ilmuwan dan ahli yang terlibat akan berkolaborasi dengan para ahli dan ilmuwan India. IIBC bertujuan mentransformasi sektor obat tradisional Indonesia, mengatasi tantangan seperti kurangnya struktur, standar peraturan, dan pengakuan global dengan cara membuat katalog tanaman obat, membuat standar regulasi, dan melatih para praktisi. Terlebih, IIBC juga memiliki tujuan untuk meningkatkan standar jamu ke tingkat Ayurveda yang disertai dengan kerangka kerja yang teratur dan tervalidasi secara ilmiah.

Baca Juga  Tokocrypto Sambut Positif Bappebti Buka Akses Kripto untuk Investor Institusi

Salah satu program yang dimiliki IIBC adalah pelatihan untuk para praktisi jamu dalam metodologi modern, sehingga mereka dapat berkontribusi secara bermakna terhadap ekonomi berbasis pemanfaatan sumber daya alam hayati sambil melestarikan pengetahuan tradisional. Sehingga, kolaborasi ini menghasilkan Bank Obat Bersama (Joint Medicine Bank). Berkat tujuan hingga program yang dimiliki, IIBC berharap dapat menjembatani kesenjangan generasi dan dapat diwarisi hingga turun temurun dan mereplikasi keberhasilan organisasi ini untuk sektor pengobatan tradisional Indonesia. 

Baca Juga  Nusantara Global Network Bermitra dengan Headway Broker untuk Meluncurkan Program Introducing Broker (IB) dengan Keuntungan Menarik

Duta Besar India untuk Indonesia, Mr Chakravorty, menekankan perlu adanya kolaborasi dengan menyoroti perbedaan jamu yang masih bersifat informal. Sementara itu, Ayurveda telah berevolusi menjadi sistem medis formal dan sudah mendunia. Baginya, mentransformasikan jamu melalui kemitraan dengan India dapat meningkatkan pengakuan global dan validasi ilmiahnya dan mendorong pertumbuhan timbal balik bagi kedua negara dalam sistem pengobatan tradisional, mengingat kedua negara ini memiliki iklim tropis dan kekayaan tanaman obat.

Berita Terkait

Maruarar Sirait dan Tito Karnavian Gaungkan Ekonomi Kerakyatan Lewat FLPP di UKSW
Wujudkan Tata Kelola Transparan, Wakil Wali Kota Salatiga Nina Agustin Buka Pelatihan Akuntansi KKM
Wali Kota Dorong Penguatan Ekonomi Lewat Sektor Perikanan, Pokdakan di Salatiga Dapat Bantuan Sarpras
Wali Kota Salatiga Tekankan Penguatan SDM dan Tata Kelola Koperasi Kelurahan Merah Putih
Ikan Bukan Sekadar Lauk, Walikota Salatiga: Ini Investasi Masa Depan Salatiga
Kopi dan Vanili Salatiga Siap Go Internasional, Wakil Wali Kota Sambut Audiensi Asprindo Jateng
Krenova OPD 2025: Dishub dan Dua Puskesmas Salatiga Borong Juara
Sego Cokot Warung Sekotak: Sensasi Sarapan, Nikmat Pedas, Nan Murah Meriah yang Viral di Sudut Argosari Salatiga

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 01:22

Maruarar Sirait dan Tito Karnavian Gaungkan Ekonomi Kerakyatan Lewat FLPP di UKSW

Senin, 3 November 2025 - 12:06

Wujudkan Tata Kelola Transparan, Wakil Wali Kota Salatiga Nina Agustin Buka Pelatihan Akuntansi KKM

Kamis, 23 Oktober 2025 - 09:58

Wali Kota Dorong Penguatan Ekonomi Lewat Sektor Perikanan, Pokdakan di Salatiga Dapat Bantuan Sarpras

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:34

Wali Kota Salatiga Tekankan Penguatan SDM dan Tata Kelola Koperasi Kelurahan Merah Putih

Selasa, 16 September 2025 - 23:57

Ikan Bukan Sekadar Lauk, Walikota Salatiga: Ini Investasi Masa Depan Salatiga

Kamis, 11 September 2025 - 01:23

Kopi dan Vanili Salatiga Siap Go Internasional, Wakil Wali Kota Sambut Audiensi Asprindo Jateng

Selasa, 9 September 2025 - 11:32

Krenova OPD 2025: Dishub dan Dua Puskesmas Salatiga Borong Juara

Minggu, 20 Juli 2025 - 06:27

Sego Cokot Warung Sekotak: Sensasi Sarapan, Nikmat Pedas, Nan Murah Meriah yang Viral di Sudut Argosari Salatiga

Berita Terbaru