JAKARTA|BL – Kejaksaan Agung (Kejagung) telah resmi menahan mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong, setelah penyelidikan intensif menunjukkan keterlibatannya dalam dugaan kasus korupsi impor gula. Mantan pejabat ini, yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dari 2015 hingga 2016, kini menghadapi dakwaan atas perannya dalam mengizinkan impor gula kristal mentah yang dinilai merugikan negara.
Awal Mula Kasus yang Mengundang Kecurigaan
Kasus ini mencuat ketika Tom Lembong memberikan izin kepada PT AP untuk mengimpor 105 ribu ton gula kristal mentah di tengah kondisi surplus gula dalam negeri. Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus), Abdul Qohar, menjelaskan bahwa impor tersebut tidak melalui koordinasi resmi antar-instansi, seperti yang seharusnya dilakukan, dan tanpa rekomendasi dari Kementerian Perindustrian. Kejanggalan ini menjadi titik awal penyelidikan yang lebih mendalam atas izin yang dikeluarkan tanpa prosedur yang sesuai.
Mengungkap Modus Operandi: Di Balik Izin Impor
Investigasi Kejagung menunjukkan modus operandi yang cukup mencolok. Berdasarkan hasil rapat Kemenko Perekonomian pada Desember 2015, diprediksi bahwa Indonesia akan membutuhkan gula kristal putih pada 2016. Namun, alih-alih mengimpor gula kristal putih, Tom Lembong memberikan izin untuk impor gula kristal mentah. Gula mentah tersebut kemudian diolah oleh perusahaan swasta yang hanya memiliki izin untuk memproduksi gula rafinasi. Setelah diolah, gula ini dijual ke masyarakat dengan harga yang jauh lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp 16.000 per kilogram, sedangkan HET saat itu hanya Rp 13.000 per kilogram.
Peran PT PPI dan Kerugian Besar Negara
PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) ikut terseret dalam kasus ini. Direktur Pengembangan Bisnis PT PPI saat itu, Charles Sitorus, memerintahkan bawahannya untuk mengadakan pertemuan dengan pihak swasta guna menjalankan impor gula tersebut. PT PPI, yang diduga menerima fee dari impor dan distribusi gula itu, menyebabkan negara mengalami kerugian hingga Rp 400 miliar. Seiring berjalannya kasus, Charles Sitorus pun ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan Tom Lembong.
Komentar Tom Lembong dan Dampak di Publik
Usai penahanannya, Tom Lembong menyatakan akan menyerahkan proses hukum kepada Tuhan. Kejadian ini menciptakan gelombang opini di kalangan publik, terlebih karena Tom sebelumnya dikenal lantang menyerukan perubahan dan transparansi. Banyak pihak kini mempertanyakan apakah teriakan perubahan itu hanya untuk melepaskan diri dari jeratan hukum.
Kejaksaan Agung Tegaskan Komitmen untuk Transparansi
Kejaksaan Agung menyatakan akan menuntaskan kasus ini untuk menjaga kepercayaan publik. Mereka menegaskan bahwa tindakan hukum ini diambil sebagai contoh nyata bahwa kasus korupsi tidak akan diabaikan. Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran penting bagi seluruh pejabat agar tidak menyalahgunakan wewenang, terutama dalam kebijakan yang berdampak besar bagi negara.
Red : jhon