TEMANGGUNG | BESOKLAGI.COM – Dunia bisnis kopi terus berkembang dan menjadi primadona baru di kalangan pelaku usaha pertanian dan UMKM. Menjawab tantangan zaman tersebut, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung menggelar Webinar Literasi Strategi Modern Meraih Sukses di Bisnis Kopi yang berlangsung di Pendopo Kecamatan Kaloran, Selasa (27/5/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh para kepala desa dari 11 desa se-Kecamatan Kaloran, termasuk perwakilan petani kopi, penyuluh pertanian, Korluh BPP, serta menghadirkan narasumber dari kalangan praktisi industri kopi, yakni Ari Sadewa dari Atalya Coffee, Desa Kalimanggis.
Hadir pula dalam kegiatan ini Camat Kaloran, Juli Riastyana Trisnamurti, S.Sos., MM., yang membuka acara dan menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta dan penyelenggara. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi antar pihak untuk mendorong kemajuan usaha kopi di wilayah Kaloran.
“Harapan dari Pemerintah Kabupaten Temanggung, kegiatan ini dapat dijadikan ajang menimba ilmu, agar petani kopi mampu menghasilkan kopi yang sesuai dengan standar eksportir. Kami berharap ini menjadi langkah awal untuk dampak positif bagi masyarakat pecinta kopi serta meningkatkan sinergi antara DKPPP, penyuluh, dan pemerintah desa,” ungkap Juli.
Dalam sesi materi, Ari Sadewa menyampaikan berbagai strategi penting dalam bisnis kopi, mulai dari pengenalan peluang usaha, tren pasar kopi nasional dan global, hingga kiat membangun merek kopi yang kuat dan berdaya saing tinggi.
Sebagai pelaku usaha sekaligus eksportir kopi, Ari berharap temu usaha ini dapat menjadi jembatan kerja sama yang saling menguntungkan. “Petani sebagai pelaku utama butuh akses langsung ke pasar dan eksportir. Forum seperti ini adalah peluang besar untuk membuka komunikasi dan kerja sama yang saling menguntungkan,” jelasnya.
Tak hanya sekadar mendengar materi, para peserta webinar tampak antusias berdiskusi, menyampaikan pertanyaan dan berbagi pengalaman di lapangan. Hal ini menunjukkan semangat warga Kaloran dalam mengembangkan potensi komoditas kopi sebagai kekuatan ekonomi lokal.
Menariknya, dari 11 desa yang hadir, tiga desa di antaranya—Desa Gandulan, Tegowanuh, dan Keblukan—belum memiliki lahan perkebunan kopi. Namun, keikutsertaan mereka dalam kegiatan ini menunjukkan adanya semangat untuk tetap belajar dan mungkin membuka peluang pengembangan perkebunan kopi di masa mendatang.
Melalui kegiatan ini, Kecamatan Kaloran menunjukkan keseriusannya dalam mengangkat potensi lokal dan membangun masa depan pertanian kopi yang lebih cerah dan kompetitif, baik di tingkat nasional maupun internasional. (Wahono)