BTC Sebagai Aset Cadangan: Strategi Baru untuk Kurangi Utang AS

- Editor

Jumat, 27 Desember 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kekacauan dalam anggaran federal pada akhir tahun telah menjadi medan pertarungan politik yang tampaknya tak berkesudahan. Pertikaian ini kerap terjadi setiap tahun, mencerminkan ketidakpastian dan perbedaan pandangan di antara para politisi mengenai bagaimana seharusnya anggaran negara dikelola. Ketika tenggat waktu semakin dekat, tekanan semakin meningkat untuk menemukan solusi yang dapat menjaga pemerintahan tetap beroperasi tanpa gangguan.

Saat ini, pemerintah federal Amerika Serikat membutuhkan sekitar USD $100 miliar untuk dapat terus berfungsi setidaknya hingga awal Januari mendatang. Dana tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa layanan publik dan program-program pemerintah tetap berjalan. Tanpa dana tambahan ini, ada risiko besar bahwa beberapa layanan penting bisa terganggu atau bahkan berhenti sama sekali, yang tentunya akan berdampak negatif pada masyarakat luas. Oleh karena itu, menemukan sumber pendanaan yang memadai menjadi prioritas utama bagi pemerintah.

Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah menambah utang, namun solusi ini menimbulkan perdebatan sengit di Kongres AS. Utang federal AS saat ini telah mencapai batas maksimum yang diizinkan oleh undang-undang, yang dikenal sebagai debt ceiling. Artinya, pemerintah tidak dapat menambah utang tanpa persetujuan dari Kongres. Para anggota Kongres terpecah dalam pandangan mereka, dengan beberapa pihak menganggap menambah utang sebagai solusi yang diperlukan, sementara yang lain khawatir akan dampak jangka panjangnya terhadap perekonomian negara. Konflik ini memperlihatkan betapa kompleksnya masalah anggaran dan betapa sulitnya mencapai kesepakatan yang memuaskan semua pihak.

Solusi yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan ini mencakup beberapa opsi, antara lain meningkatkan batas debt ceiling, meniadakan batas tersebut untuk sementara waktu, atau bahkan menghapuskan batas debt ceiling secara permanen. Setiap opsi ini memiliki implikasi yang berbeda-beda dan menimbulkan perdebatan di kalangan politisi dan ekonom. Meningkatkan batas debt ceiling memungkinkan pemerintah untuk terus meminjam uang guna membiayai operasionalnya, sementara meniadakan batas ini untuk sementara dapat memberikan kelonggaran dalam jangka pendek. Menghapuskan debt ceiling selamanya, di sisi lain, akan menghilangkan batasan formal terhadap jumlah utang yang dapat ditanggung oleh pemerintah.

Baca Juga  Pasangan Vishnu dan Evlin Raih Prestasi di JCI Badung Bali

Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengusulkan agar batas debt ceiling dihapuskan sepenuhnya. Menurutnya, batas tersebut pada akhirnya akan terus dinaikkan melalui kompromi politik, sehingga lebih baik dihapuskan saja agar tidak menjadi penghalang. Usulan ini mencerminkan pandangannya bahwa batas debt ceiling lebih bersifat simbolis daripada fungsional dalam mengelola keuangan negara. Beberapa tokoh terkenal yang dekat dengan Trump, seperti Elon Musk, juga telah memberikan komentar terkait isu ini, menunjukkan bahwa perdebatan mengenai debt ceiling bukan hanya berkisar di lingkup politik, tetapi juga menarik perhatian publik dan tokoh-tokoh berpengaruh di sektor bisnis.

Namun, satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah bahwa utang Amerika Serikat akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Setiap penambahan utang membawa konsekuensi tersendiri, termasuk beban bunga yang harus dibayarkan, yang pada akhirnya menggerus anggaran federal. Beban bunga ini bisa menjadi masalah serius karena mengurangi dana yang tersedia untuk program-program penting lainnya. Dengan utang yang terus meningkat, pemerintah harus berhati-hati dalam mengelola anggaran agar tidak terperangkap dalam siklus utang yang sulit diatasi. Pertimbangan ini menambah kompleksitas perdebatan mengenai bagaimana seharusnya debt ceiling dikelola, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk menjaga stabilitas keuangan negara.

Baca Juga  6 Tempat di Rumah yang Wajib Dipasang CCTV untuk Keamanan Lebih Terjamin

Manajer investasi VanEck telah memberikan solusi inovatif untuk Amerika Serikat, yaitu dengan menggunakan Bitcoin (BTC) sebagai aset cadangan strategis. Menurut VanEck, jika AS memutuskan untuk membeli sekitar 1 juta BTC selama lima tahun ke depan, mereka dapat mengamankan posisi yang kuat dalam pasar cryptocurrency. Dengan asumsi bahwa laju pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) BTC mencapai rata-rata 25% hingga tahun 2049, potensi keuntungan dari investasi ini sangat besar. Dalam skenario ini, harga BTC diproyeksikan akan mencapai $42 juta per koin pada tahun 2049.

Pada saat yang sama, utang nasional AS diperkirakan akan mencapai $119 triliun pada tahun yang sama. Jika prediksi ini menjadi kenyataan, nilai total BTC yang dimiliki oleh AS akan mencapai sekitar $42 triliun. Ini berarti BTC akan mewakili sekitar 35% dari total utang nasional AS pada tahun 2049. Dalam konteks ini, BTC tidak hanya menjadi aset cadangan yang signifikan, tetapi juga dapat membantu mengimbangi sebagian besar utang negara. Solusi ini dianggap revolusioner karena memperkenalkan cara baru bagi pemerintah untuk mengelola keuangan dan utang nasional dengan memanfaatkan teknologi blockchain dan mata uang digital.

Baca Juga  Palapa TapTap Hero Tembus 100.000 Pengguna, Targetkan Listing Token 13 November

Jika Presiden terpilih Donald Trump menghapus batas debt ceiling, maka kemungkinan besar salah satu cara AS untuk mengumpulkan dana guna mendukung anggaran federal adalah melalui investasi dalam BTC. Langkah ini bisa menjadi bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan pajak tradisional. Trump sendiri telah dikenal dengan kebijakan yang cenderung memangkas berbagai bentuk pajak, yang tentunya akan mengurangi penerimaan federal dari sektor perpajakan. Dengan demikian, menggunakan BTC sebagai cadangan strategis bisa menjadi cara untuk menutupi kekurangan anggaran yang timbul akibat pengurangan pajak, sambil memanfaatkan potensi pertumbuhan nilai BTC di masa depan.

Pergerakan harga Bitcoin dan Aset kripto lainnya, saham amerika serikat, dan emas digital saat ini bisa kamu cek di aplikasi Nanovest. Jika kamu tertarik untuk mulai berinvestasi di Aset Kripto, Nanovest dapat menjadi pilihan kamu untuk mulai berinvestasi dan eksplor koin kripto lainnya, sebuah aplikasi investasi saham & kripto yang terpercaya dan aman yang dapat menjadi pilihan terbaik bagi para investor di Indonesia. Bagi para investor yang baru ingin memulai berinvestasi tidak perlu khawatir karena aset yang kamu miliki akan terjamin oleh perlindungan asuransi Sinar Mas sehingga terlindungi dari risiko cybercrime. Dan Nanovest juga telah terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI, sehingga aman untuk digunakan. Bagi para penggiat investasi yang ingin menggunakan Nanovest, aplikasi ini sudah tersedia di Play Store maupun App Store Anda.

Berita Terkait

Arfiana Maulina, Pendiri WateryNation Menjadi Juri Kompetisi Eco-Filter untuk Menginspirasi Generasi Muda dalam Inovasi Air Bersih
Pelanggan Sebut Taksi Listrik Evista yang Terbaik
APCO Digital Twin: Visualisasi Real-Time dan Monitoring Cerdas untuk Optimalisasi Aset
Transformasi Dunia Kerja dengan AI: Telkom Indonesia dan SuratPlus Dorong Literasi Digital di Kalangan Pelajar
Apa Itu Omnichannel? Kenapa Sangat Penting untuk Bisnis?
Mengenal BlockDAG: Teknologi Blockchain Masa Depan dengan Potensi Harga Fantastis
Kolaborasi Port Academy dan Mitra Industri Hadirkan Diklat IMO 3.25 di Lhokseumawe
Port Academy dan PT Phoenix Resources International Kolaborasi dalam Diklat IMO OPRC Level 1

Berita Terkait

Selasa, 11 Maret 2025 - 06:13

Arfiana Maulina, Pendiri WateryNation Menjadi Juri Kompetisi Eco-Filter untuk Menginspirasi Generasi Muda dalam Inovasi Air Bersih

Senin, 10 Maret 2025 - 22:47

Pelanggan Sebut Taksi Listrik Evista yang Terbaik

Senin, 10 Maret 2025 - 21:01

APCO Digital Twin: Visualisasi Real-Time dan Monitoring Cerdas untuk Optimalisasi Aset

Senin, 10 Maret 2025 - 18:01

Transformasi Dunia Kerja dengan AI: Telkom Indonesia dan SuratPlus Dorong Literasi Digital di Kalangan Pelajar

Senin, 10 Maret 2025 - 05:19

Apa Itu Omnichannel? Kenapa Sangat Penting untuk Bisnis?

Selasa, 4 Maret 2025 - 10:23

Mengenal BlockDAG: Teknologi Blockchain Masa Depan dengan Potensi Harga Fantastis

Selasa, 4 Maret 2025 - 10:18

Kolaborasi Port Academy dan Mitra Industri Hadirkan Diklat IMO 3.25 di Lhokseumawe

Selasa, 4 Maret 2025 - 10:15

Port Academy dan PT Phoenix Resources International Kolaborasi dalam Diklat IMO OPRC Level 1

Berita Terbaru