Laporan: Imam Prabowo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga melakukan aksi demonstrasi di halaman Kantor DPRD Kota Salatiga. Mereka turun ke jalan menyuarakan tiga tuntutan utama: evaluasi program makan bergizi gratis, penolakan pemberian izin tambang kepada universitas, serta penolakan terhadap pemangkasan anggaran pendidikan, (19/02/25).
Aksi ini dimulai sejak pukul 09.00 WIB. Para mahasiswa membawa berbagai spanduk dan poster bertuliskan tuntutan mereka. Mereka berorasi secara bergantian, menyampaikan kekhawatiran terkait kebijakan yang dianggap merugikan sektor pendidikan dan kesejahteraan akademik mereka.
DPRD Turun Tangan, Mahasiswa Dapat Dukungan
Tak lama setelah aksi berlangsung, dua anggota DPRD Kota Salatiga dari Fraksi PDI Perjuangan, Alexander Joko Sulistyo dan Hartoko Budiono, turun langsung menemui mahasiswa. Mereka duduk bersama demonstran di halaman kantor DPRD, membuka ruang diskusi guna menampung serta merespons aspirasi mereka.
Alexander Joko Sulistyo menyatakan dukungannya terhadap tuntutan mahasiswa dan berjanji akan meneruskan aspirasi tersebut ke DPR RI. “Kami memahami kekhawatiran mahasiswa dan akan menyampaikan hal ini ke tingkat yang lebih tinggi agar mendapat perhatian serius,” ujarnya.
Namun, dalam diskusi tersebut, Alex juga mengungkapkan ketidaksepakatannya terhadap program makan bergizi gratis yang diusulkan pemerintah. Ia berpendapat bahwa tanggung jawab pemenuhan gizi anak seharusnya berada di tangan orang tua, bukan pemerintah. “Yang seharusnya menjadi fokus pemerintah adalah memastikan ketersediaan lapangan pekerjaan bagi para orang tua, sehingga mereka mampu menghidupi anak-anak mereka dengan baik,” tegasnya.
Mahasiswa Kritisi Pemangkasan Anggaran Pendidikan
Salah satu poin utama yang mendapat perhatian besar dalam aksi ini adalah pemangkasan anggaran pendidikan. Alex menegaskan bahwa langkah tersebut sangat tidak tepat dan dapat berdampak negatif bagi kualitas pendidikan di Indonesia. “Anggaran pendidikan seharusnya tidak dikorbankan demi program lain, karena pendidikan adalah investasi masa depan bangsa,” tegasnya.
Mahasiswa juga menyuarakan penolakan terhadap keputusan universitas yang diduga akan memberikan izin tambang kepada pihak tertentu. Ketua Dewan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Syariah UIN Salatiga yang menjadi salah satu orator aksi menyatakan bahwa izin tambang di lingkungan kampus bertentangan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan. “Tambang bukan solusi, justru akan merusak lingkungan dan berdampak pada mahasiswa serta warga sekitar,” ujarnya lantang.
Aksi Berlangsung Damai, Mahasiswa Siap Lanjutkan Perjuangan
Meskipun berlangsung dengan penuh semangat, demonstrasi ini tetap berjalan dengan tertib dan damai di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian Polres Salatiga
Para mahasiswa berharap aksi ini bisa menjadi awal dari perubahan kebijakan yang lebih berpihak kepada pendidikan dan kesejahteraan akademik. Mereka menegaskan bahwa jika tuntutan mereka tidak mendapat tanggapan konkret, aksi serupa dengan skala lebih besar akan kembali digelar.
“Kami akan terus mengawal kebijakan ini. Pendidikan adalah hak semua orang, dan kami tidak akan tinggal diam jika masa depan akademik kami dipertaruhkan,” tegas salah satu mahasiswa sebelum membubarkan diri. (*)