Harga Minyak Merosot ke Level Terendah Tahun Ini, Tren Bearish Masih Kuat

- Editor

Kamis, 30 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga minyak mentah mengalami penurunan tajam pada perdagangan Rabu (29/1), dengan minyak mentah berjangka AS (WTI) turun $1,15 atau 1,6% ke level $72,62 per barel. Ini menjadi harga penyelesaian terendah sepanjang tahun ini, setelah data stok minyak mentah AS menunjukkan peningkatan lebih besar dari perkiraan, yang memberikan tekanan tambahan pada harga.

Berdasarkan analisis teknikal dari Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini mengonfirmasi tren bearish masih dominan pada WTI. Tekanan jual yang kuat dapat membawa harga minyak turun lebih dalam, dengan potensi mencapai level $71. Namun, jika terjadi rebound, harga WTI diperkirakan dapat mengalami kenaikan hingga ke level $75 sebagai target terdekatnya.

Faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga minyak hari ini adalah kenaikan stok minyak mentah di AS sebesar 3,46 juta barel minggu lalu. Peningkatan ini terjadi karena merosotnya aktivitas penyulingan untuk minggu ketiga berturut-turut, seperti yang dilaporkan oleh Badan Informasi Energi AS (EIA). Lonjakan stok ini menandakan berkurangnya permintaan minyak mentah, yang berkontribusi pada pelemahan harga.

Baca Juga  MALL@ALAM SUTERA HANGATKAN SUASANA NATAL & TAHUN BARU DENGAN AKTIVITAS DAN HIBURAN SERU

Selain itu, kebijakan ekonomi global juga menjadi faktor yang memicu volatilitas pasar minyak. Gedung Putih pada hari Selasa kembali menegaskan rencana Presiden Donald Trump untuk menerapkan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari. Langkah ini berpotensi meningkatkan ketidakpastian perdagangan dan memperlambat permintaan minyak global. Analis UBS, Giovanni Staunovo, memperingatkan bahwa perdagangan minyak jangka pendek akan tetap bergejolak karena investor mempertimbangkan dampak tarif tersebut, sanksi terhadap energi Rusia, serta kekhawatiran perlambatan ekonomi di negara-negara konsumen utama.

Baca Juga  Port Academy Sukses Selenggarakan Pelatihan IMSBC Code Untuk Tingkatkan Keahlian SDM Pelabuhan

Dari sisi kebijakan moneter, Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuan hari Rabu. Namun, The Fed tidak memberikan sinyal jelas mengenai kapan mereka akan mulai menurunkan biaya pinjaman. Ketidakpastian ini dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak ke depannya.

Para pelaku pasar juga menantikan pertemuan menteri OPEC+ yang dijadwalkan pada 3 Februari. Fokus utama pertemuan ini adalah keputusan mengenai rencana peningkatan pasokan mulai April. Pekan lalu, Presiden Trump sempat meminta OPEC+ untuk menurunkan harga minyak, tetapi hingga kini belum ada respons resmi dari kelompok tersebut. Para delegasi menyatakan bahwa kemungkinan perubahan kebijakan pada pertemuan Februari masih kecil.

Baca Juga  Kolaborasi Nusantara Global Network dan FBS Hadirkan Sistem Self-Rebate Inovatif untuk Maksimalkan Peluang Trading

Sementara itu, kekhawatiran terhadap pasokan global sedikit mereda setelah National Oil Corp Libya melaporkan bahwa aktivitas ekspor berjalan normal. Hal ini terjadi setelah negosiasi dengan para pengunjuk rasa yang sebelumnya mengancam akan menghentikan pemuatan di salah satu pelabuhan minyak utama Libya. Meski demikian, risiko gangguan pasokan dari Libya tetap ada mengingat kondisi geopolitik negara tersebut yang masih bergejolak.

Dalam menghadapi ketidakpastian pasar minyak, pelaku pasar perlu mencermati pergerakan harga dengan strategi yang fleksibel. Dengan tekanan jual yang masih dominan, peluang koreksi harga tetap terbuka, namun potensi rebound juga bisa dimanfaatkan sebagai peluang trading. Dinamika kebijakan global, keputusan OPEC+, serta perkembangan ekonomi utama akan menjadi faktor penentu arah pergerakan minyak ke depan.

Berita Terkait

Wali Kota Salatiga Tekankan Penguatan SDM dan Tata Kelola Koperasi Kelurahan Merah Putih
Ikan Bukan Sekadar Lauk, Walikota Salatiga: Ini Investasi Masa Depan Salatiga
Kopi dan Vanili Salatiga Siap Go Internasional, Wakil Wali Kota Sambut Audiensi Asprindo Jateng
Krenova OPD 2025: Dishub dan Dua Puskesmas Salatiga Borong Juara
Sego Cokot Warung Sekotak: Sensasi Sarapan, Nikmat Pedas, Nan Murah Meriah yang Viral di Sudut Argosari Salatiga
Dorong Ekonomi Desa Naik Kelas, Bupati Semarang Ajak KDMP Bangun Bisnis Cerdas dan Kolaboratif
Jateng Perluas Produksi Beras Rendah Karbon, Gandeng Uni Eropa Dorong Pertanian Ramah Iklim
Wujud Nyata Kepedulian Polri di Hari Bhayangkara ke-79 Tahun 2025, Polres Salatiga Gelar Bazar Sembako Murah

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:34

Wali Kota Salatiga Tekankan Penguatan SDM dan Tata Kelola Koperasi Kelurahan Merah Putih

Selasa, 16 September 2025 - 23:57

Ikan Bukan Sekadar Lauk, Walikota Salatiga: Ini Investasi Masa Depan Salatiga

Kamis, 11 September 2025 - 01:23

Kopi dan Vanili Salatiga Siap Go Internasional, Wakil Wali Kota Sambut Audiensi Asprindo Jateng

Selasa, 9 September 2025 - 11:32

Krenova OPD 2025: Dishub dan Dua Puskesmas Salatiga Borong Juara

Minggu, 20 Juli 2025 - 06:27

Sego Cokot Warung Sekotak: Sensasi Sarapan, Nikmat Pedas, Nan Murah Meriah yang Viral di Sudut Argosari Salatiga

Senin, 30 Juni 2025 - 15:00

Dorong Ekonomi Desa Naik Kelas, Bupati Semarang Ajak KDMP Bangun Bisnis Cerdas dan Kolaboratif

Senin, 30 Juni 2025 - 14:22

Jateng Perluas Produksi Beras Rendah Karbon, Gandeng Uni Eropa Dorong Pertanian Ramah Iklim

Senin, 30 Juni 2025 - 12:43

Wujud Nyata Kepedulian Polri di Hari Bhayangkara ke-79 Tahun 2025, Polres Salatiga Gelar Bazar Sembako Murah

Berita Terbaru