Laporan: Imam Prabowo
SALATIGA | BL – Kota Salatiga resmi menyatakan kesiapan untuk melaksanakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah inisiatif nasional yang bertujuan meningkatkan gizi siswa sekolah. Hal ini disampaikan Penjabat Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, dalam apel bersama yang digelar di Halaman Pemerintah Kota Salatiga, Senin (06/01/25).
Program MBG, yang dicanangkan secara nasional pada hari ini, telah menunjuk Salatiga sebagai salah satu kota percontohan pelaksanaannya. Program ini diinisiasi oleh Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) untuk memberikan masukan berbasis hasil uji coba kepada Presiden mengenai implementasi program serupa di seluruh Indonesia.
Strategi Pelaksanaan: Menyesuaikan Kesiapan Daerah
Menurut Yasip, pelaksanaan MBG dirancang fleksibel berdasarkan kesiapan masyarakat dan penyedia layanan di setiap daerah. Ada tiga skema utama yang akan diterapkan:
1. Pelibatan UMKM Lokal
Untuk wilayah dengan masyarakat yang siap, UMKM akan menjadi penyedia makanan. Dapur gizi setempat bertugas mengoordinasi, menentukan menu, dan mengawasi kualitas makanan.
2. Menggunakan Katering Besar
Apabila UMKM belum mampu memenuhi kebutuhan program, katering besar yang telah memenuhi standar gizi nasional akan dilibatkan sebagai penyedia utama.
3. Dapur Umum oleh Badan Gizi Nasional (BGN)
Untuk daerah dengan kesiapan minimal, dapur umum yang dikelola oleh BGN akan bertanggung jawab. Distribusi makanan dibantu oleh TNI dan Polri, yang memastikan kelancaran logistik dan ketersediaan bahan pangan.
“Pemda memiliki tugas utama untuk memonitor pelaksanaan program ini dan mengantisipasi kejadian luar biasa. Kami di Salatiga sudah siap jika nanti diperintahkan melaksanakan MBG secara penuh,” tegas Yasip.
Pelaksanaan MBG tidak hanya bergantung pada peran pemerintah, tetapi juga membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Yasip menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat, UMKM, pemerintah daerah, dan aparat keamanan dalam menyukseskan program ini.
“Jika masyarakat siap, pelaksanaan akan lebih optimal karena mereka bisa terlibat langsung dalam pengelolaan dapur gizi. Namun jika kesiapan masih kurang, skema lain akan diterapkan tanpa mengurangi kualitas program,” ujar Yasip.
Sebagai salah satu kota yang ditunjuk untuk uji coba, Salatiga diharapkan menjadi model pelaksanaan MBG bagi daerah lain. Selain meningkatkan kualitas gizi siswa, program ini juga diharapkan dapat memberdayakan ekonomi lokal melalui pelibatan UMKM.
“Kami bangga menjadi bagian dari program nasional ini. Dengan dukungan masyarakat dan semua pihak terkait, Salatiga siap menjadi contoh pelaksanaan MBG yang sukses,” tutup Yasip.
Program Makan Bergizi Gratis di Salatiga bukan hanya langkah untuk mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak sekolah, tetapi juga bentuk komitmen pemerintah untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas. Melalui uji coba ini, Salatiga akan memberikan masukan berharga bagi keberlanjutan program di masa mendatang. (*)