Prevalensi Stunting di Salatiga Naik, Pemkot Lakukan Berbagai Langkah Penanganan

- Editor

Jumat, 4 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SALATIGA | SL – Prevalensi stunting di Kota Salatiga tercatat mengalami peningkatan. Pada tahun 2022, prevalensi stunting sebesar 14,2%, sedangkan di tahun 2023 naik menjadi 16,9%, atau ada kenaikan sebesar 2,7%. Namun, angka ini masih berada di bawah prevalensi nasional sebesar 21,5% dan Jawa Tengah sebesar 20,7%.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Salatiga, Yuni Ambarwati, usai mengikuti acara Rembug Stunting di Hotel Wahid pada Kamis (3/10/2024). Menurut Yuni, upaya pencegahan dan penanganan stunting terus dilakukan dengan berbagai intervensi, baik yang spesifik maupun sensitif.

“Berbagai intervensi telah kita lakukan, termasuk intervensi serentak pada Juni 2024, yang berhasil mendata 5,63% atau 547 balita stunting di Salatiga. Target prevalensi stunting di tahun 2024 adalah sebesar 14%,” kata Yuni.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Prasit Al Hakim, menjelaskan bahwa penanganan stunting harus dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan di berbagai dinas dan puskesmas, agar tidak terjadi tumpang tindih program. Prasit juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan pejabat wilayah seperti camat dan lurah.

Pendampingan dari petugas kesehatan juga ditingkatkan. Selain itu, pihaknya berencana memanfaatkan psikolog dari civitas akademika, seperti UIN dan UKSW, untuk memberikan pelayanan konsultasi bagi ibu hamil. “Makanan tambahan, tablet penambah darah, dan susu akan diberikan kepada ibu hamil yang membutuhkan,” tambahnya.

Pj Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, menyatakan bahwa pada tahun 2024, semua balita di Salatiga sudah terukur. Hal ini memungkinkan penanganan yang lebih fokus dan sesuai dengan kondisi setiap anak. Pemerintah juga bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk memberikan treatment khusus bagi setiap anak yang terdampak.

Yasip menambahkan bahwa seluruh OPD harus bersama-sama dalam penanganan stunting, serta melibatkan CSR dalam program ini sebagai bentuk komitmen kepada masyarakat.(*)

Reporter: Imam Prabowo

Berita Terkait

Wali Kota Salatiga Tekankan Penguatan SDM dan Tata Kelola Koperasi Kelurahan Merah Putih
Operasi Senyap Satresnarkoba Salatiga Bongkar Jaringan Sabu Ratusan Juta
Wali Kota Salatiga Sambut Hangat Profesor Arkeologi Dunia Bahas Kunjungan 35 Negara
Longsor Dini Hari di Kaliangkrik, Warga Terbangun oleh Suara Runtuhan Tanah
Salatiga Raih Dua Penghargaan Nasional Pembangunan Berkelanjutan, Wali Kota: Bukti Sinergi Semua Pihak
Kapolres Salatiga Jadi Irup di SMPN 1 Salatiga, Ajak Pelajar Jadi Generasi Disiplin dan Anti Narkoba
Parkir Sebentar, Avanza Milik Warga Boyolali Hangus Terbakar di Tingkir Salatiga
Yayasan Jallu Nusantara Indonesia Kukuhkan 28 Pengurus Baru, Siap Perluas Akses Keadilan Hukum
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:34

Wali Kota Salatiga Tekankan Penguatan SDM dan Tata Kelola Koperasi Kelurahan Merah Putih

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:17

Operasi Senyap Satresnarkoba Salatiga Bongkar Jaringan Sabu Ratusan Juta

Selasa, 14 Oktober 2025 - 00:48

Wali Kota Salatiga Sambut Hangat Profesor Arkeologi Dunia Bahas Kunjungan 35 Negara

Senin, 13 Oktober 2025 - 14:25

Longsor Dini Hari di Kaliangkrik, Warga Terbangun oleh Suara Runtuhan Tanah

Senin, 13 Oktober 2025 - 07:49

Salatiga Raih Dua Penghargaan Nasional Pembangunan Berkelanjutan, Wali Kota: Bukti Sinergi Semua Pihak

Jumat, 10 Oktober 2025 - 11:15

Parkir Sebentar, Avanza Milik Warga Boyolali Hangus Terbakar di Tingkir Salatiga

Jumat, 10 Oktober 2025 - 10:48

Yayasan Jallu Nusantara Indonesia Kukuhkan 28 Pengurus Baru, Siap Perluas Akses Keadilan Hukum

Rabu, 8 Oktober 2025 - 12:58

Dari Saung Kelir, Sabar Subadri Tanamkan Kreativitas Sejak Dini Lewat Lukisan

Berita Terbaru