Laporan: Imam Prabowo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Kampung Singkong Salatiga kembali menjadi sorotan nasional setelah mencatatkan prestasi gemilang melalui pembuatan dan penyajian 2.024 gemblong singkong. Rekor ini diakui oleh Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (Leprid) sebagai pencapaian ke-895, melanjutkan kesuksesan rekor sebelumnya pada Desember 2022 untuk pembuatan getuk singkong terbanyak, (07/12/24).
Acara yang digelar di Kampung Singkong Salatiga ini diprakarsai oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Salatiga, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kota Salatiga. Ketua Umum dan Pendiri Leprid, Paulus Pangka, menyampaikan langsung penghargaan kepada pihak-pihak yang berkontribusi, termasuk Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Salatiga sebagai penggagas, Pemkot Salatiga sebagai penyelenggara pendukung, dan warga Kampung Singkong Salatiga sebagai pelaksana utama.
Dalam sambutannya, Paulus Pangka mengapresiasi ide kreatif yang diusung Kampung Singkong untuk mengangkat citra gemblong, makanan berbahan dasar singkong yang mulai diminati berbagai kalangan.
“Ide kreatif seperti ini sangat penting untuk memperkenalkan makanan tradisional berbasis singkong, yang juga merupakan pangan alternatif pengganti beras. Jika dulu makanan ini lebih populer di kalangan generasi tua, kini gemblong singkong sudah mulai digemari oleh anak-anak,” ujar Paulus.
Rekor ini, menurutnya, adalah bukti bahwa inovasi sederhana namun konsisten dapat membawa dampak besar, tidak hanya bagi pelestarian budaya, tetapi juga dalam membangun ekonomi lokal.
Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, dalam pidatonya menyampaikan kebanggaan terhadap Kampung Singkong yang berhasil mempertahankan posisinya sebagai ikon kuliner berbasis singkong.
“Kampung Singkong telah membuktikan diri sebagai pusat kreativitas kuliner berbasis singkong. Pencapaian ini saya harapkan menjadi pemicu bagi kampung-kampung lain di Salatiga untuk mengembangkan potensi mereka, sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan,” kata Yasip, didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kota Salatiga.
Ia juga menambahkan, “Saat ini, Kampung Singkong sudah memiliki ratusan varian olahan singkong. Saya berharap ke depan, varian-varian ini terus bertambah dan disesuaikan dengan selera konsumen modern, sehingga Salatiga semakin dikenal sebagai kota kuliner tradisional yang inovatif.”
Rekor ini dirayakan dengan berbagai kegiatan pendukung, termasuk bazar kuliner, edukasi tentang manfaat singkong sebagai pangan alternatif, dan pertunjukan seni budaya. Ribuan gemblong singkong yang disajikan merupakan hasil kolaborasi warga Kampung Singkong yang menggunakan resep turun-temurun untuk menjaga cita rasa autentik.
Acara ini tidak hanya mempromosikan gemblong singkong, tetapi juga mempertegas identitas Salatiga sebagai kota yang kaya akan inovasi kuliner tradisional.
Dengan keberhasilan ini, Kampung Singkong diharapkan semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata kuliner unggulan di Jawa Tengah, sekaligus menjadi inspirasi bagi kampung lain untuk menggali potensi lokal mereka. (*)