Laporan: Imam Prabowo
SEMARANG | BL – Dalam sebuah kunjungan di Kota Pekalongan, calon Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan pentingnya gaya kepemimpinan yang dekat dengan rakyat. Ia menolak model kepemimpinan “ndoro” (tuan besar), yang kerap dianggap dominan dan menciptakan jarak antara pemimpin dan masyarakat. Sebaliknya, Luthfi menekankan bahwa seorang pemimpin yang baik harus hadir, mendengarkan, dan berkomunikasi langsung dengan rakyat untuk memahami permasalahan yang dihadapi.
“Pemimpin di Jawa Tengah itu bukan ndoro, tetapi dia harus tahu dan harus tampil di depan,” ujar Luthfi dalam pidatonya di Pekalongan. Menurutnya, seorang pemimpin harus siap turun ke lapangan, mengunjungi masyarakat secara langsung, dan peka terhadap kondisi nyata yang ada di masyarakat. Pendekatan ini, kata Luthfi, akan membuat pemimpin lebih mudah menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan yang dihadapi masyarakat, seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kurangnya akses layanan publik.
Luthfi menekankan bahwa tugas utama seorang pemimpin bukanlah memerintah, tetapi melayani rakyat. “Melayani, bukan memerintah,” tegasnya di hadapan warga. Ia menyatakan bahwa dengan mengedepankan layanan dan keterlibatan langsung, pemerintah dapat bekerja lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Kepemimpinan yang seperti ini, menurutnya, akan memungkinkan rakyat dan pemerintah bekerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di Jawa Tengah, termasuk isu ekonomi, infrastruktur, dan sosial.
Dengan visinya, Ahmad Luthfi bertekad untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi yang dipimpin oleh sosok yang selalu hadir di tengah masyarakat, bukan pemimpin yang hanya memerintah dari balik meja. Ia berjanji akan terus terjun langsung untuk mendengar suara rakyat, menciptakan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan memastikan semua lapisan masyarakat mendapatkan perhatian yang setara.
“Pemimpin harus berjalan bersama rakyat, bukan di atas rakyat,” imbuhnya. Luthfi juga menyatakan bahwa keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan adalah kunci untuk menciptakan pemerintahan yang lebih adil dan efektif. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, ia berharap dapat membangun pemerintahan yang lebih terbuka, di mana rakyat tidak hanya diposisikan sebagai objek kebijakan, tetapi juga sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan.
Sambutan hangat diberikan warga Pekalongan atas kunjungan Ahmad Luthfi. Mereka menyatakan harapan besar bahwa pendekatan merakyat yang diusung Luthfi dapat benar-benar membawa perubahan yang positif bagi Jawa Tengah. Siti (47), seorang warga setempat, menyatakan, “Kami ingin pemimpin yang tidak hanya berbicara, tetapi juga mendengarkan dan hadir di tengah-tengah kami.”
Di penghujung kunjungan, Ahmad Luthfi menegaskan komitmennya untuk selalu hadir di tengah masyarakat selama masa kampanye dan, jika terpilih, selama masa kepemimpinannya. Ia menegaskan bahwa gaya kepemimpinan yang merakyat akan menjadi landasan utama dalam membangun hubungan yang harmonis antara pemerintah dan masyarakat Jawa Tengah.
Dengan visi yang mengedepankan keterlibatan aktif masyarakat dan kepemimpinan yang melayani, Ahmad Luthfi berharap dapat membawa Jawa Tengah ke arah yang lebih baik. Ia berambisi menciptakan pemerintahan yang tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. (*)